KRONOLOGI AKU JILID II
( AKU bisa berupa Saya, Kamu ataupun Dia )
By Bunayah
SABTU, 2 MEI
2015
-
Dulu waktu remaja, aku selalu mengidam-idamkankan pasangan
yang akan mendampingi aku kelak nanti bahwa dia harus gini dan harus gitu. Tapi kemudian
aku ubah mindsetku bahwa sesungguhnya yang perlu
begini dan begitu adalah aku. Karena itu mungkin menjadi daya tarikku dalam
pengembaraan visualisasi seorang pendamping. Dan sekarang aku bertemu jodohku.
-
Dulu juga aku
merasa bahwa aku adalah pusat perhatian orang hingga aku tidak menyadari bahwa selama ini aku adalah telah menjadi sosok yang selalu merasa bahwa
ucapanku harus didengarkan, sejarahku mesti termaktub di setiap lembaran cerita
setiap orang namun aku sekarang menyadari bahwa selama ini aku telah terlahir
sebagai seorang pribadi yang congkak karena sampai detik inipun sedikit
kenangan yang aku dapat bersama sahabat-sahabatku, aku tak mengenal baik
sahabat baikku, aku selalu lupa sebuah nama di setiap penggalan wajah yang
tersodor di setiap berandaku.
-
Dulupun aku
pernah merasa menjadi orang yang paling baik dan paling benar. Tabiatku yang
tersembunyi sering bersimpangan antara nurani, citra dan otak. Setiap orang lain mendapat musibah aku
merasa kasihan bahkan larut dalam
kesedihan namun sifat kemanusiaanku pun andil bahwasanya semua orang
harus tahu bahwa aku adalah orang yang memiliki empati tinggi bahkan jauh ke
dasar yang tanpa aku sadari sering menghakimi bahwasanya orang-orang yang
mendapat musibah adalah imbas apa yang telah mereka lakukan. Dan hasilnya
adalah lahirlah rasa ketakutan yang selalu muncul pabila apa yang ada pada
pikiranku sama juga pandangannya orang lain terhadapku.
-
Dahulu di masa mudaku pernah memiliki pilihan
yang tak bisa kumiliki. Masa purbaku selalu berkisar tentang sesosok idola. Diary
ku selalu bercerita tentang dia, dia gagah, dia panutan, dia agamis, dia berpendidikan dan
dia ...dia... dan dia... masa depan sudah di depan. Tapi aku terjatuh, marah, sedih
bahkan dendam saat kebanggaanku bukanlah pilihan, masa impian terhempas tak
tergenggam. Aku menjadi buas, liar penuh dendam penuh angkara, doa-doaku adalah
umpatan, cacian, hinaan pada orang yang telah merampas impianku dan mungkin
impian orang lain juga. Kebencian menjadi sabda di setiap postingan yang bertengger
di berandaku.................................................
TO BE CONTINUED
Komentar
Posting Komentar