Berkaca
"Dulu aku berpikir menjadi pintar berarti mengetahui segalanya... "
Tetapi setelah beberapa tahun hidup — mengubah bisnis, kehilangan teman, menghadapi beberapa luka yang tidak bisa dilihat siapa pun — saya menyadari...
.
Kebijaksanaan bukanlah seberapa fasih kita berbicara. Tapi berapa kali kita memilih untuk tetap diam.
.
Terkadang aku tahu aku benar. Tapi aku tersenyum, dan aku mundur. Bukan karna kehilangan. Tetapi karena kedamaian lebih mahal daripada kemenangan kecil.
.
Saya belajar untuk mendengarkan lebih banyak. Ketika kita benar-benar mendengarkan, kita tahu siapa yang jujur, siapa yang hanya ingin menang.
.
Saya belajar untuk menepati janji saya. Karna satu kalimat terucap tanpa filter... dapat menghancurkan hubungan, reputasi, kadang-kadang — diri Anda sendiri.
.
Saya belajar tentang kerendahan hati, bukan dengan membaca buku. Tapi ketika aku ditegur oleh orang yang tidak tau kalau aku pernah di tempat nya. Aku membungkuk, tersenyum, dan mengucapkan terima kasih.
.
Aku juga belajar mengendalikan emosiku — bukan karena aku sabar. Tapi karena saya biasa membiarkan emosi saya dan kemudian menyesalinya selama lebih dari seminggu.
.
Dan aku belajar satu hal yang paling sulit:
Tidak semua orang perlu tahu apa yang saya lakukan.
Aku mulai diam. Bukan karena saya tidak yakin — tetapi karena saya sudah tahu, hasil lebih kuat daripada cerita.
.
Aku mulai bertanya pada orang-orang,
"Bagaimana kabarmu hari ini? " ”
"Apakah itu waktu yang sulit? "
Pertanyaan yang membuat orang merasa didengar, bukan hanya dijawab.
.
Aku belajar untuk percaya diri — tanpa menjadi sombong.
Berjalan ke ruangan dengan tenang. Tak perlu tertawa terbahak-bahak. Ketahuilah bahwa Anda hadir, dan layak berada di sana.
.
Aku sudah selesai membandingkan diriku dengan orang-orang. Selama kita jujur pada diri sendiri — itulah yang akan menarik orang yang tepat.
.
Dan saya juga mulai berpikir:
"Jika saya ingin memulai hal ini... Bisakah saya melakukan yang terbaik atau tidak? "
Jika tidak, saya menghemat energi untuk hal-hal yang mampu saya lakukan yang terbaik.
.
Orang-orang mengkritik saya — secara terbuka. Dulu aku mencoba menjawab semua. Kini aku tersenyum, dan biarkan 'diam' menjawab.
.
Aku mulai mengajukan pertanyaan yang menyakitkan tapi perlu:
"Kenapa aku melakukan itu? " ”
"Kalau aku terus begini... Apa yang hilang nanti? "
.
Aku hanya tidak mengikuti arus. Karena aku tahu,
terkadang berdiri sendiri lebih aman daripada hanyut bersama keramaian.
.
Aku memilih menjauh dari drama. Dari grup yg suka ngomongin orang, bukan cita-cita.
.
Saya mulai menjaga waktu — bukan karena saya sibuk. Tapi karena aku sadar, ketika aku terlalu mudah dijangkau, orang-orang mulai lupa bahwa aku juga punya nilai.
.
Aku menantang diriku sendiri. Mencoba sesuatu yang baru. Belajar hal-hal aneh. Membaca topik yang tidak pernah saya pikir saya akan tertarik.
Karena aku tahu — jika aku berhenti tumbuh, perlahan-lahan aku akan menghilang.
.
Dan ya... Aku juga menyadari satu hal:
Ketika seseorang tidak mudah dimengerti, orang akan tertarik... dan juga benci.
.
Tapi aku tidak peduli lagi.
.
Karena kehidupan yang tenang, bijaksana, dan dewasa — tidak datang dari orang lain untuk memahami siapa diri saya.
Tapi ketika aku tau diri, aku menikmati hidup, bukan drama.
Copas dr Facebook
https://www.facebook.com/share/p/1Bv7bihUxh/
Komentar
Posting Komentar