Ras Diskriminasi
Lena Baker, seorang perempuan kulit hit4m misklln asal Georgia, harus menjalani hidup penuh perjuangan sebagai orang tua tunggal bagi tiga anaknya. Pada tahun 1944, ia bekerja merawat Ernest Knight, seorang pemilik pabrik kulit putih yang mengalami ceder4 kaki. Namun, pekerjaan ini berubah menjadi mimpi burvk ketika Knight mulai mengurvng, memvkul, dan melec3hk4nnya.
Pada 30 April 1944, situasi mencapai titik puncaknya ketika Knight menganc4m Lena dengan pipa besi. Dalam upaya membela diri, Lena merebut pist0l milik Knight dan melepaskan satu temb4kan yang fatal. Ia tidak melarikan diri dan langsung mengaku atas perbuatannya. Namun, pengadilan pada masa itu sangat tidak adil bagi orang kulit hit4m, terutama perempuan.
Dalam persidangan yang hanya berlangsung satu hari, juri yang seluruhnya terdiri dari pria kulit putih menjatuhkan vonis bersal4h kepada Lena. Pada 23 Februari 1945, ia dieks3kvsi di kursi listrllk, menjadi satu-satunya perempuan yang dieks3kvsi di Georgia pada abad ke-20. Kata-kata terakhirnya penuh kepasrahan dan pengakuan, "Apa yang kulakukan, kulakukan demi membel4 diri... Tuhan sudah meng4mpuniku. 4ku si4p bertemv dengan Tuh4nku."
Baru pada tahun 2005, Georgia mengakui bahwa Lena seharusnya tidak dihukvm m4ti dan memberinya pengampunan anumert4. Meskipun keadilan ini datang terlambat, Lena kini dikenang bukan sebagai seorang krimin4l, melainkan sebagai simbol nyata tentang keadilan yang dikhian4ti oleh sistem yang bias. Kini, kisahnya menjadi pengingat akan pentingnya memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang.
Sumber Wikipedia
#DPU_FYI
Komentar
Posting Komentar