Rembulan
Tahu nggak sih… meskipun bulan itu jauhnya minta ampun, sekitar 384.400 km, alias gak bisa ditempuh bahkan dengan ojol level dewa, dia masih punya kuasa untuk ngatur air laut kita. Iya, laut. Bukan cuma baper manusia yang bisa naik-turun gara-gara bulan sabit di kalender, tapi laut yang segentong besar itu pun nurut.
Semua ini bukan sulap atau klenik, tapi murni fisika, coy. Gaya gravitasi bulan narik air laut Bumi kayak anak kecil narik selimut pas rebutan tidur. Ketika bulan "nongol" di langit dan posisinya pas, tarikan gravitasinya bikin air laut di sisi Bumi yang paling dekat jadi naik, itulah yang kita sebut pasang. Lucunya, sisi sebaliknya juga ikut-ikutan pasang, bukan karena bulan dobel, tapi karena efek gaya sentrifugal dari rotasi Bumi. Kayak drama tarik ulur yang bikin dua sisi sama-sama terseret perasaan, eh, maksudnya terseret air.
Sementara itu, bagian Bumi yang gak sejajar langsung sama bulan malah airnya mundur teratur, itulah surut. Dan uniknya, semua ini kejadian dua kali sehari. Iya, dua kali! Bayangin, bulan sibuk ngatur pasang-surut kayak punya jadwal kerja shift 12 jam.
Fakta sainsnya? Ini bukan teori receh. Isaac Newton udah bahas sejak abad ke-17, bahwa gravitasi bulan itu biangnya pasang-surut. Bahkan, pengaruhnya ngalahin matahari, walau matahari lebih gede, karena bulan lebih deket.
Dan semua ini gak cuma keren buat dibahas sambil ngopi. Ilmu pasang-surut dipakai buat navigasi kapal, nelayan cari ikan, sampai bikin pembangkit listrik tenaga pasang surut.
Bulan memang jauh, gak kelihatan jelas tanpa teleskop, tapi kekuatannya nyata. Dia bukan cuma pemanis malam atau inspirasi puisi galau, tapi aktor penting dalam simfoni alam Bumi kita. Bukti bahwa semesta ini bekerja pakai aturan, bukan asal-asalan. Gak kayak kamu suka melanggar aturan.
----
Now I Know
Komentar
Posting Komentar