Penculikan Paling Mengerikan
Barbara Jane Mackle berusia 20 tahun, mahasiswi cerdas dari Emory University, sedang menginap bersama ibunya di sebuah motel di Decatur, Georgia pada Desember 1968. Malam itu hujan deras turun ketika dua orang berpakaian seperti polisi mengetuk pintu kamar mereka dan mengatakan pacar Barbara mengalami kecelakaan. Saat pintu dibuka, keduanya langsung menodongkan pistol. Pria itu bernama Gary Steven Krist, mantan narapidana berusia 23 tahun, bersama kekasihnya Ruth Eisemann-Schier asal Honduras. Barbara disekap dan dibawa keluar hotel, sementara ibunya ditinggalkan dalam keadaan terikat. Dalam waktu singkat, malam yang tenang berubah menjadi awal dari salah satu kisah penculikan paling mengerikan di Amerika.
Beberapa jam kemudian, di hutan terpencil dekat Atlanta, Krist berhenti di sebuah area yang telah digalinya sebelumnya. Di sana berdiri sebuah kotak fiberglass putih seukuran tubuh manusia. Di dalamnya ada bantal, lampu kecil, kipas bertenaga baterai, pipa udara, air, dan biskuit. Itu bukan peti mati, tapi penjara bawah tanah yang dirancang agar korbannya tetap hidup cukup lama sampai tebusan dibayar. Barbara dipaksa masuk ke dalamnya, lalu Krist menutup tutup kotak dan menimbunnya dengan tanah. Suara terakhir yang ia dengar hanyalah bunyi sekop, sebelum dunia di sekitarnya menjadi gelap total.
Dalam kegelapan, Barbara berjuang melawan rasa panik dan ketakutan. Udara di dalam kotak semakin tipis, sementara lampu kecil di atas kepalanya mulai redup. Ia mencoba tetap sadar dengan menghitung waktu dan menahan napas agar udara bertahan lebih lama. Di atas sana, penculiknya menuntut uang tebusan sebesar lima ratus ribu dolar kepada ayahnya, Robert Mackle, seorang pengusaha kaya dari Miami. Ayahnya mengikuti semua instruksi, menyerahkan uang di lokasi yang ditentukan. Namun setelah mendapatkan uang, Krist melarikan diri dan meninggalkan peta samar yang menjadi satu-satunya petunjuk tempat Barbara dikubur hidup-hidup.
Selama 83 jam, Barbara terjebak di ruang sempit tanpa tahu apakah ada yang akan menemukannya. Sementara itu, ratusan agen FBI menyisir hutan, rawa, dan tanah kosong dengan alat pendeteksi dan peta samar itu. Hingga akhirnya, salah satu tim menggali di area yang mencurigakan dan mendengar ketukan dari bawah tanah. Mereka menggali dengan tangan, dan ketika kotak putih itu terbuka, mata Barbara yang lemah menatap cahaya pertama setelah tiga hari di bawah tanah. Ia masih hidup, meski dehidrasi parah dan nyaris tak sadarkan diri.
Penyelamatan itu menjadi berita utama nasional dan mengguncang publik Amerika. Gary Krist akhirnya tertangkap di Florida saat mencoba kabur dengan kapal, sementara Ruth Eisemann-Schier ditangkap tiga bulan kemudian di Oklahoma. Krist dijatuhi hukuman seumur hidup namun dibebaskan bersyarat setelah sepuluh tahun. Barbara selamat, tetapi trauma itu membekas selamanya. Ia kemudian menulis buku berjudul 83 Hours Till Dawn yang merekam kisah perjuangan hidupnya di dalam tanah. Dalam wawancara bertahun-tahun kemudian, Barbara berkata lirih, “Setiap kali aku memejamkan mata, aku masih bisa mendengar suara tanah menutup di atasku.”
Komentar
Posting Komentar