Semut Penjahit


 Di hutan lebat Afrika, India, dan Amerika Selatan, ada cara kuno menutup luka yang masih dipraktikkan hingga kini, menggunakan rahang semut sebagai jahitan hidup. Tradisi ini telah ada sejak sekitar seribu tahun sebelum Masehi, jauh sebelum manusia mengenal jarum dan benang bedah.


Penduduk asli di wilayah pedalaman menemukan bahwa di alam terdapat makhluk kecil dengan rahang yang mampu menjepit lebih kuat daripada logam. Mereka memanfaatkan semut tentara dari genus Dorylus di Afrika dan Eciton di Amerika Selatan, yang memiliki kepala besar serta rahang tajam menyerupai gunting baja.


Ketika seseorang terluka, semut dipegang dari bagian belakang tubuhnya, lalu rahangnya diarahkan ke tepi luka. Saat menggigit, rahang semut mengunci kulit dari kedua sisi dengan kekuatan luar biasa. Setelah itu, tubuh semut dipatahkan, menyisakan kepala yang tetap menggenggam kulit seperti penjepit alami. Beberapa kepala semut ditempatkan berderet di sepanjang luka, membentuk barisan yang berfungsi sebagai jahitan sementara hingga kulit menyatu kembali.


Metode ini tidak hanya ditemukan di satu wilayah. Di India selatan, teks medis kuno Sushruta Samhita mencatat penggunaan semut sebagai alat penutup luka. Di hutan Amazon, suku Satere-Mawé dan Kayapó juga menggunakan cara serupa saat berburu atau dalam peperangan. Di Afrika Timur, sebagian masyarakat tradisional masih melestarikan teknik ini sebagai langkah darurat ketika tidak ada bantuan medis.


Rahasia kekuatan semut tentara terletak pada struktur rahangnya yang mampu mengunci dengan gaya berkali lipat dari berat tubuhnya sendiri. Kepala semut yang tertinggal di kulit bisa bertahan selama beberapa jam hingga beberapa hari, cukup untuk membantu proses penutupan luka.


Walaupun terbukti efektif dalam keadaan darurat, metode ini tetap memiliki risiko infeksi jika dilakukan tanpa kebersihan yang baik. Namun dari sisi antropologi, teknik ini menunjukkan kecerdikan manusia kuno dalam memanfaatkan alam untuk bertahan hidup.


Sumber foto: National Geographic, Journal of Ethnopharmacology, Wikimedia Commons, Science Photo Library


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBU & IN MEMERIOM OF USTADZAH KHASANAH

BELAJAR PRONUNCIATION DENGAN MENGGUNAKAN MAKHORIJUL HURUF

Belajar Kosakata Bahasa Inggris via Game Hidde Objects